Di dalam diri semua manusia terdapat seekor binatang buas. Dia akan semakin membesar setiap kali kita memberinya makan. Sampai suatu saat, dia sangat membesar, mengisi semua relung dirimu dan menjadi kamu!
Dan dirimu yang sesungguhnya hanyalah tinggal tubuh. Tulang, daging dan penampilan fiskmu.
Aku sendiri, di dalam diriku terdapat macan kumbang. Hitam dan lincah. Dia terdengar mengaum. Sesekali tertawa. Melompat dari satu sel ke sel yang lain. Terutama sekali dia gemar bersembunyi di balik mataku.
Sekuat-kuatnya, aku mencoba tak memberinya makan. Dia mengecil dan sekarang hanya berwujud seekor kuning. Hitam. Ekornya panjang. Senang dengan kelinci. Tapi hanya mengeong.
Aku takut suatu saat tak sengaja memberinya makan, dia akan menjelma sebagai seekor macan hitam yang tangguh kembali.
Maka aku berpuasa. Untuk si kucing, dan aku sendiri.
Dia tidak bisa mati. Sampai kitapun mati.
Namun kalau aku mati nanti aku ingin mati sebagai aku dan bukan dia. Dalam sepanjang hidupku, kalau aku menatapmu, ganas seperti macan, sadarilah sepenuhnya. Sejatinya itu adalah aku dan bukan sang macan!
Kucing hitam kecil itu tetap saja melompat dari sel ke sel. Dari organ ke organ. Dari urat ke urat. Mengeong. Meminta makan.
Jangan kau beri!
Sebab –dia yang telah berubah menjadi aku- akan menerkammu. Melumat dan menelan dirimu, juga binatang buas di dalam dirimu.